[Film Review] 99 Cahaya Di Atas Langit Eropa

Bismillahirrahmanirrahim….

Film 99 cahaya di langit Eropa

Hari ini adalah kali kedua saya menonton film Indonesia di bioskop, bersama kekasih hati tentunya dan film yang kita tonton kali ini --sekali lagi— adalah film yang diadaptasi dari novel best seller catatan perjalanan Hanum Rais di Eropa, ketika menemani sang suami Rangga Almahendra yang sedang menempuh jenjang pendidikan Strata 3 di Vienna, Austria. Niat saya ingin menonton ini pertama kali adalah karena dibintangi oleh Raline Shah, apalagi di sini Raline memerankan tokoh Fatma Pasha yaitu seorang muslimah keturunan Turki yang mengubah kehidupan religiusitas Hanum (Acha Septriasa). Secara singkat film ini menceritakan perjalanan Hanum yang secara kebetulan bertemu dengan Fatma yang menunjukkan kepada Hanum tentang kebesaran dan pengaruh Islam dalam kemajuan peradaban Barat sekarang ini.



Raline Shah sebagai Fatma Pasha
Sosok Fatma Pasha sangat menarik bagi saya, karena Fatma begitu memahami Islam secara mendalam, dengan tetap mempertahankan hijabnya walaupun keadaan sangat menyudutkannya karena muslim memang minoritas di Eropa sana. Dengan halus dia mencoba untuk menunjukan kepada masyarakat Eropa tentang hakikat Islam yang sebenarnya, Islam yang cinta perdamaian yang tidak menggunakan kekerasan agar orang yang tidak tahu tentang Islam tertarik untuk melihat Agama yang indah ini. Selama menonton film ini saya selalu terkagum dengan setiap adegan yang ditampilkan, selain dari segi sinematografi, pesan yang ingin disajikan mengena di hati saya. Saya memiliki teori “Semakin sedikit hal yang kamu punya, semakin berharga hal tersebut”. mungkin dengan menjadi minoritas kita dapat lebih merasakan arti sesungguhnya dari ibadah yang kita lakukan sehari-hari, sholat hanya kita kerjakan sebatas kewajiban saja sehingga kita tidak bisa merasakan manfaat dari gerakan yang kita lakukan selama 5 kali sehari tersebut baik dari sisi jasmani maupun rohani. Kita dapat dengan mudahnya mendengar adzan setiap kali datang waktu sholat, sedangkan di Eropa sana bahkan untuk sholat saja harus mencari tempat yang tidak mengganggu kepentingan publik orang sana.

Bersyukur dengan yang kita miliki adalah pelajaran yang bisa kita dapat dari menonton film ini, bersyukur karena kita terlahir sebagai muslim dan juga hidup di negara yang kita bisa leluasa beribadah, bersyukur karena muslim adalah mayoritas di negara ini sehingga kita dapat dengan mudah memakan makanan yang halal. Memang bersyukur adalah hal yang mudah diucapkan tetapi sangat sulit untuk dilakukan, tetapi selama kita mau untuk belajar, tidak ada hal yang tidak bisa kita lakukan. Tetap mengutamakan kelembutan daripada menggunakan kekerasan karena kita adalah The Agent of Moslems.

Ussikum waiyaya nafsi bitaqwallahi.

Kos-Kosan Ngadiwinatan Jumat 6 Desember 2013 pukul 20:39

Comments

Popular Posts