Parkour : Quality VS Quantity ?


Parkour saat ini telah menjadi hal yang massif, menjadi sebuah kegiatan yang berkembang bagaikan bom nuklir yang perkembangaanya bukan dalam tempo yang lambat tetapi dalam tempo yang sangat cepat dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ini. sebagai salah satu praktisi di negara kepulauan yang mempunyai daerah yang sangat banyak ini, saya melihat perkembangan parkour di Indonesia sangatlah pesat, sebagai acuannya dapat dilihat dari semakin banyaknya orang baru setiap JAMNAS yang telah memasuki tahun ke 6 pada 2014 ini, semakin banyaknya jamming-jamming regional di beberapa daerah, semakin banyaknya video-video praktisi Indonesia yang beredar di youtube dan juga semakin banyaknya orang-orang alay baru yang terkadang membuat tertawa melihat komentar mereka di group yang populer di facebook (Parkour Freeruning Tutorial Indonesia) mengalahkan group resmi dari PKID sendiri. Perkembangan parkour yang massif ini tidak terlepas dari peran media-media yang banyak menayangkan hal-hal yang berbau parkour seperti dalam film, iklan, pembuka sebuah acara, sosial media dan lain sebagainya, segala hal yang berbau loncat-loncatan, salto-salto yang ditayangkan di media disebut parkour dengan gampangnya. sehingga banyak anak-anak muda khususnya kemudian mengikuti parkour biar jadi orang yang keren, dengan latian yang asal-asalan, style yang berlebihan dan filosofi yang menyimpang.



Banyaknya praktisi parkour ini memang bisa dianggap sebagai hal positif sebagai bukti bahwa parkour telah berkembang di negara ini, tetapi di sisi lain *menurut saya* juga dapat mengancam nilai-nilai yang ada dalam parkour maupun komunitas yang menaunginya. Salah satu unsur negatif dari banyaknya praktisi-praktisi baru yang cuman ingin kelihatan keren dari perspektif saya adalah hilangnya unsur kekeluargaan dan semangat mengejar progress bersama yang ada dalam sebuah komunitas. Unsur kekeluargaan sangat penting dalam sebuah komunitas baik untuk keberlangsungan sebuah komunitas dan kenyamanan setiap individu yang terlibat didalamnya, beruntung saya bergabung dengan komunitas yang memiliki rasa kekeluargaan dan kekompakan yang tinggi baik dalam kehidupan berlatih maupun kegiatan di luar aktifitas parkour, walaupun bisa dilihat di JUMPalitan sangat sedikit terdapat wajah-wajah yang baru sampai saat ini, tetapi bukan berarti JUMPalitan tidak mengalami perkembangan sejak berdiri pada tahun 2009, kami berkembang pesat dari segi latihan dan juga progress yang kami capai sampai saat ini walaupun dengan jumlah praktisi yang tidak berkembang banyak, tetapi justru saya pribadi bersyukur karena jumlah praktisi di JUMPalitan tidak bertambah banyak karena kita dapat mengetahui perkembangan setiap individu dan saling mendukung setiap individu dalam dunia parkournya masing-masing dan dengan sedikitnya praktisi tersebut memungkinkan kita untuk mengenal lebih dalam karakter teman-teman dalam kehidupan sehari-hari, sehingga sebuah komunitas bisa menjalankan peran sebagai keluarga kedua. 
Mengejar progress bersama merupakan tradisi JUMPalitan yang masih ada sampai saat ini, mengejar progress bersama yang saya maksud disini bukan setiap individu di dalam komunitas harus melakukan sebuah gerakan yang sama, tetapi berlatih bersama-sama sesuai kemampuan masing-masing individu dengan saling mengoreksi dan tidak menjatuhkan antara satu dengan yang lain, sehingga setiap individu paham akan makna "Dilusi", disinilah saya merindukan masa-masa dunia parkour dulu pada tahun 2009-2010 dengan jumlah praktisi yang belum banyak seperti sekarang ini, masa-masa kejar-kejaran dengan security, masa-masa ngevault diatas motor, masa-masa video berkualitas biasa dengan konten gerakan yang berkualitas. 

Kembali ke komunitas masing-masing ingin mengedepankan kualitas ataupun kuantitas baik dari segi gerakan maupun anggota, tapi lebih baik lagi apabila keduanya bisa berjalan bersama :)


Keep stay urban, stay underground, and stick to the root !!!!


Parkour Jakarta

Parkour Rangkaz



Comments

  1. Salut buat jumpalitan masih bertahan sampai sekarang, banyak komunitas parkour di indonesia yang sudah hilang dari filosofi nya itu sendiri, dan banyak juga yang sudah pasif. Salam dari mantan praktisi parkour. :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts