Dirgahayu RI ke 69



Hari ini negara Indonesia tengah merayakan kemerdekaan atas penjajahan selama 3,5 abad oleh Belanda dan 2 tahun oleh Jepang. Kemerdekaan tersebut tidak didapat secara gratis melainkan dengan perjuangan yang mengorbankan banyak jiwa manusia, mengorbankan pikiran dan gagasan. Banyak pahlawan revolusi yang ditahan di penjara karena gagasan-gagasannya yang dianggap mengancam keberadaan penjajah di tanah nusantara, sebut saja Soekarno, Moh. Hatta walaupun fisik mereka di penjara tetapi jiwa dan pikiran mereka tidak dapat dibelenggu dalam jeruji besi, malah terkadang karya-karya besar lahir dari penjara, contohnya dapat kita lihat seperti salah satu Imam dari 4 madzhab Islam di dunia yaitu Imam Hambali keteguhan pemikirannya beliau pertahankan selama kurang lebih 28 bulan masa penyiksaannya di masa kekhalifahan al-makmun (bani Abbasiyah), Buya Hamka menulis karyanya yang sangat fenomenal hingga mancanegara, termasuk dunia tengah yaitu "Tafsir Al-Azhar" saat berada di dalam penjara.

Banyak kalimat klise tentang kemerdekaan, bahwa negara kita hanya mengusir penjajah pergi dari nusantara bukan kemerdekaan haqiqi buktinya banyak rakyat Indonesia yang masih hidup dibawah garis kemiskinan, mati kelaparan di negara yang melimpah sumber daya alamnya, kurangnya pendidikan yang menyebabkan kemiskinan merajalela, korupsi telah menjadi budaya yang dicontohkan oleh orang yang dipercaya rakyat dan dipraktekkan sampai ke lini paling kecil di masyarakat (ex: korupsi waktu) dan berbagai masalah sosiokultural lainnya yang telah mengakar di setiap lini kehidupan masyarakat Indonesia. Pihak asing tidak benar-benar pergi dari Indonesia, tetapi hanya berganti dari penjajahan secara fisik menjadi penjajahan struktural berupa ideologi yang lama kelamaan menggerus rakyat yang mulai kehilangan jati dirinya. Kapitalisme, Hedonisme, Konsumerisme menjadi santapan yang biasa kita lihat saat ini. Produk-produk dengan iklannya yang berhasil menjadikan produknya seolah-olah menjadi kebutuhan dan bukan sarana pemuas nafsu belanja semata. Globalisasi mulai merenggut generasi muda dari mencintai budaya sendiri diganti dengan budaya Barat lewat agennya yang telah mendunia -Hollywood- dan budaya korea melalui gelombang koreanya -korean wave- yang sedikit demi sedikit mulai menghilangkan identitas kita sebagai bangsa Indonesia.

Kemerdekaan merupakan kebebasan dari segala bentuk penjajahan, baik berupa pendudukan oleh negara lain, maupun penjajah dari bangsa sendiri. Kebebasan berekspresi dan menjadi sendiri merupakan bentuk kemerdekaan paling sederhana yang dapat dicapai oleh setiap individu. Menjadi diri sendiri merupakan hal yang mudah diucapkan mulut tetapi hal paling sulit ketika masuk kedalam ranah tindakan nyata, di era kemajuan teknologi manusia diatur sedemikian rupa untuk memiliki ketergantungan dengan teknologi. Obesitas dan penyakit-penyakit kronis lainnya menjadi buah dari penjajahan teknologi tersebut, internet merebut kebutuhan tubuh untuk bergerak, smartphone mengalihkan perhatian kita dari orang lain yang duduk di samping kita mengakibatkan kemampuan bersosialisasi berkurang, maka tidak mengherankan masalah moral menjadi permasalahan serius yang  sedang dihadapi oleh bangsa kita.

Seharusnya kita dapat lebih memahami makna kemerdekaan dalam arti yang lebih luas, salah satunya adalah memerdekakan diri kita sendiri dari belenggu hedonisme dan konsumerisme yang mulai mengatur bagaimana kita bertindak agar lingkungan menerima kita dan bukan sebaliknya, sehingga bisa bebas menjadi diri kita sendiri tanpa pengaruh dari orang lain serta bebas mengekspresikan diri kita

"Dirgahayu Indonesia yang ke 69 semoga menjadi baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafur. Amiin"

Comments

Popular Posts